Sebuah Esai

Karya Triana Nur Farida

Finalis Lomba Menulis Esai 

Hari Kunjung Perpustakaan Kabupaten Tuban 2023

 

Pada saat ini banyak masyarakat yang mendefinisikan perpustakaan sebagai tempat yang kuno dan membosankan. Bayangan sepert itulah yang dapat menurunkan minat baca dan tingkat literasi pada masyarakat terutama pada generasi muda. Maka dari itu diperlukan sebuah inovasi terkait perpustakaan yang dapat menumbuhkan minat masyarakat. Dapat diterapkan konsep meteverse untuk mewujudkan perpustakaan yang lebih inovatif, initeraktif dan menyenangkan.

Konsep metaverse adalah hal yang akhir-akhir ini ramai menjadi perbincangan. Istilah metaverse pertama kali diperkenalkan dalam novel karya Neal Stephenson yang berjudul “SNOW CRASH” di tahun 1992. Konsep metaverse adalah sebuah konsep dunia digital yang didalamnya merepresentasikan penggunanya melalui karakter maupun avatar, yang dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesama pengguna yang terhubung melalui sebuah jaringan. Konsep metaverse didukung dengan tekonologi terbarukan Virtual Reality(VR), Augmented Reality(AR), Sarung Tangan Ajaib(Heptic) dan Mixed Reality(MR). Teknologi ini dapat dikembangkan untuk mencapai suatu perpustakaan yang diimpikan di masa depan.

Ada beberapa inovasi yang dapat dikembangkan di dalam dunia meta tersebut yang pertama adalah fitur pencarian otomatis. Jadi di dalam dunia metaverse kita tidak perlu lagi menyusuri lorong-loromg panjang yang menyeramkan, menelusuri satu per satu judul buku yang berdebu. Akan tersedia kolom pencarian yang bisa langsung digunakan untuk mencari judul buku, pengarang, maupun topik yang sedang dicari. Inovasi ini juga didukung dengan algoritma yang memungkinkan untuk merekomendasikan bacaan maupun sumber lain yang berkaitan dengan apa yang telah dicari dan dibaca sebelumnya. Dengan inovasi tersebut mencari referensi ataupun sumber bacaan menjadi lebih hemat waktu dan lebih efektif.

Lalu inovasi yang bisa diterapkan di perpustakaan di masa depan adalah cara belajar yang interaktif. Belajar akan lebih mudah dan menarik dengan media belajar yang interaktif. Inovasi ini dapat diterapkan dengan menambahkan fitur ilustrasi 3D, ilustrasi 3D ini dapat dilihat secara seksama dan mendetil. Misal saja saat sedang mempelajari anatomi manusia akan diproyeksikan ilustrasi organ dalam manusia dan bisa melihat bagian-bagian tertentu dengan lebih mendetil, juga dengan penjabaran yang sesuai dengan sumber bacaan. Dengan begitu belajar dapat menjadi lebih menarik.
Lalu yang selanjutnya adalah, di dunia meta, karena adalah sebuah dunia yang terhubuung dengan jaringan dan bisa diakses oleh semua orang maka kita bisa berinteraksi langsung dengan pengguna lain di dalam dunia meta. Bisa ada kelas kelas dengan pengajar profesional yang selalu siap membantu menjelaskan apa yang belum dimengerti bisa ada sesi tanya jawab. Dan dikarenakan bisa berinteraksi dengan pengguna lain maka kita bisa bertemu dan berkomunikasi, saling berbagi cerita maupun pengalaman.

Dilanjut dengan inovasi yang berikutnya adalah sebuah ruang yang bisa digunakan untuk mempelajari hal baru. Ini disebut Ruang Pengembangan Diri. Inovasi ini memungkinkan seorang pengguna untuk bisa mencoba hal baru di dunia metaverse. Saat sedang di perpustakaan dunia meta pengguna bisa melakukan banyak hal seperti simulasi memasak, simulasi melukis, dan yang lainya. Dikarenakan hal-hal yang ada pada dunia meta bersifat realitas virtual, jadilebih mudah untuk mengakses dan jika dihitung-hitung akan lebih memakan sedikit biaya jika dibandingkan dengan kelas-kelas fisik yang membutuhkan banyak ruang dan peralatan. Ruang Pengembangan Diri ini dapat menjadi alternatif pilihan tempat dimana seseorang dapat mengembangkan minat ataupun menemukan bakat terpendam. Inovasi ini dapat diterapkan di perpustakaan di masa depan karena perpustakaan adalah ruang belajar dan belajar tidak harus selalu dengan membaca buku.
Dan juga ada inovasi ruang rekreasi.

Selain untuk belajar perpustakaan di masa depan juga harus bisa menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan. Perpustakaan di dunia meta juga bisa menjadi pilihan tempat rekrasi. Di sana terdapat berbagai pilihan aktifitas yang bila dilakukan seperti bermain permainan semacam ular tangga bersama pengguna lain, bisa juga ada tur virtual yang bisa mengantarkan pengguna kemanapun di belahan dunia ini. Inovasi ini bisa membuat perpustakaan menjadi lebih menyenangkan untuk dikunjungi ini bisa menarik generasi muda untuk mengunjungi perpustakaan.
Namun saat ini konsep metaverse masih memerlukan penelitian lebih lanjut karena konsep metaverse berpotensi untuk menjadi besar di suatu hari nanti. Hingga saat ini terutama di Indonesia konsep metaverse ini masih dalam tahap pengembangan dan masih belum ada pengaplikasian konsep metaverse pada perpustakaan. Tantangan terbesar adalah dari pengembangannya.

Dapat kesimpulan dari bahwa perpustakaan yang mengadaptasi konsep metaverse berpotensi mengambil peran besar dalam pengembangan perpustakaan di masa depan dengan inovasi-inovasi yang dapat memudahkan penggunanya untuk mencari dan menampilkan rekomendasi bahan bacaan. Juga dilengkapi ilustrasi 3D yang dapat memudahkan pembelajaran. Bisa juga berinteraksi dengan para pengguna lain yang juga terhubung dengan jaringan yang sama. Lalu ada sebuah program yang bisa digunakan untuk mengembangkan bakat yang terpendam. Dan juga perpustakaan di masa depan yang bisa digunakan untuk rekreasi. Inovasi perpustakaan di dunia meta yang bisa memudahkan kegiatan literasi. Hal-hal ini dapat menjadikan perpustakaan di masa depan yang lebih inovatif, interaktif dan menyenangkan dan juga dapat menarik generasi muda untuk berknjung. Konsep metaverse selalu berpotensi untuk dapat menjadi hal besar yang selanjutnya.

***

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top