SMAN 1 Singgahan bergerak menuju Paperless Office . Beberapa kebijakan sekolah diambil untuk mendukung gerakan tersebut. Salah satunya pelaksanaan PSAS (Penilaian Sumatif Akhir Sekolah) berbasis smartphone.
Meskipun berbasis Smartphone, PSAS tahun ini belum sepenuhnya online. Smartphone digunakan untuk soal-soal pilihan ganda. Untuk soal esai, sekolah masih menggunakan sistem ujian kertas. Pertimbangannya, untuk poin-poin tertentu guru masih membutuhkan penilaian manual.
PSAS berbasis smartphone dilaksananakan SMAN 1 Singgahan sejak pandemi covid. Adaptasi pembelajaran daring era pandemi ini dilanjutkan menjadi sistem ujian tetap di SMAN 1 Singgahan. Apalagi ujian berbasis smartphone sejalan dengan program sekolah yaitu paperless office.
Keuntungan menyelenggarakan ujian berbasis smartphone yang pertama adalah aksesbilitas yang luas. Semua siswa SMAN 1 Singgahan sudah mengakses smartphone. Jaringan internet juga sudah memadai. Setiap tahun sekolah selalu menambah jaringan internet sehingga tahun ini semua sudut sekolah sudah terjangkau wi fi. Keuntungan kedua, adanya dukungan aplikasi penilaian. Aplikasi penilaian memungkinkan penilaian PSAS lebih cepat, transparan, dan reliable. Hal ini meringankan tugas koreksi guru dan menambah motivasi belajar siswa. Keuntungan selanjutnya, bentuk soal bisa bervariasi karena bantuan multimedia. Guru bisa membuat butir soal yang tidak bisa ditambahkan di ujian kertas. Misalnya menambahkan stimulus video, gambar, bahkan link artikel.
Meskipun banyak keuntungan, PSAS berbasis smartphone juga memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya terjadinya kecurangan. Kecurangan yang paling mungkin terjadi adalah mencari jawaban di internet. Tapi hal itu sudah disiasati guru dengan membuat butir soal HOTS dan berbasis AKM. Juga dengan sistem pengawasan ketat dari pengawas ujian. Kekurangan lain, ujian berbasis smartphone membutuhkan koneksi internet stabil. Padahal koneksi internet bisa saja tidak stabil dan itu di luar kendali sekolah. Hal ini masih terus dievaluasi SMAN 1 Singgahan. Sementara ini untuk mengatasi masalah koneksi internet sekolah mengganti jam ujian atau menambah waktu mengerjakan soal. Kekurangan selanjutnya, tidak semua siswa siap dengan ujian berbasis smartphone. SMAN 1 Singgahan menemukan banyak siswa kelas X belum terbiasa ujian dengan smartphone. Untuk mengatasinya sekolah mengadakan sosialisasi khusus untuk kelas X.
Dalam kaitannya dengan program paperless office, PSAS berbasis smartphone menunjukkan hasil menggembirakan dalam mengurangi penggunaan kertas. Sebagai contoh, untuk ujian paper setiap mata pelajaran butuh 5-12 lembar soal dan 1 lembar kertas jawaban. Bandingkan dengan ujian berbasis smartphone yang hanya membutuhkan 1-2 lembar kertas jawaban yang digunakan untuk mengerjakan soal esai saja.
Target ke depan sekolah akan melaksanakan ujian dengan nol kertas. Untuk itu sekolah merancang sistem yang akan meminimalisir kekurangan ujian online, menggabungkan soal pilihan ganda dan esai dalam satu paket soal dengan aplikasi penilaian yang disempurnakan sehingga ujian bisa seratus persen online.
***
Redaksi