Sebuah Cerpen

Karya Hilma Habibanihaya

 

Ada seorang petani bernama Pak Marjan. Ia merupakan petani yang menjaga sawah miliknya sendiri. Ia merasa bahwa gubuk yang dimiliki olehnya belum cukup teduh untuk menahan panasnya siang hari. Lalu Pak Marjan ingat di rumahnya ada pohon kecil kisaran umur 1 sampai 2 tahunan. Ia memiliki ide menanam pohonnya dekat gubuk sawahnya tersebut. 

“Sepertinya pohon yang dirumah cocok ditanam di sini. Tapi pasti masih menunggu beberapa tahun untuk menutupi gubuk ini.” Gumam Pak Marjan

Pada jam 3 sore Pak Marjan pulang ke rumahnya dan mengecek pohon tersebut

“Bisa nih besok aku tanam langsung di sawah.” Gumam Pak Marjan. 

Pak Marjan masuk rumah dan bersih diri.

 

Keesokan harinya Pak Marjan berangkat ke sawah. Tak lupa Ia membawa pohon tersebut dan ditanam di dekat gubuknya. 

“Mungkin aku harus menunggu sepuluh tahunan lagi agar pohon ini bisa menjadikan gubuk ini teduh”

Gumam Pak Marjan sambil bersenderan di gubuk. 

Beberapa menit kemudian ada seorang petani yang bernama Bu Maryam sedang berjalan melewati gubuk Pak Marjan. 

“Waduh lagi ngapain Pak? ini kok ada pohon didekat gubuk baru ditanam” Kata Bu Maryam sambil menunjuk pohon Pak Marjan. 

“Iya bu ini baru saya tanam yaa biar bikin gubuk lebih adem pas siang panas bolong gini” Jawab Pak Marjan

“Waduh bener juga ya Pak cocok banget nih idenya. Saya juga mau deh nanam pohon di samping gubuk” Kata Bu Maryam. 

“Iya Bu. Tapi mungkin ini tumbuh besar sekitar 10 tahunan Bu biar bisa bikin gubuk ini adem” Kata Pak Marjan 

Setelah itu Bu Maryam kembali ke gubuknya sendiri  dan Pak Marjan melanjutkan pekerjaannya.

Keesokan harinya Bu Maryam mendatangi gubuk Pak Marjan dan sudah membawa pohon yang umurnya sama dengan pohon Pak Marjan

“Pak Marjan, bantu saya nanam pohon ini di gubuk saya dong” Kata Bu Maryam 

“Boleh bu” Jawab Pak Marjan. 

Mereka berdua berjalan menuju gubuk Bu Maryam yang jaraknya dari gubuk Pak Marjan sekitar 500m

” Di mana bu ini saya tanamnya? ” Tanya Pak Marjan 

“Di sini saja pak” Jawab Bu Maryam dengan menunjuk samping gubuknya

Mereka berdua bergotong-royong menanan pohon tersebut. 

“Sudah Bu Saya kembali ke gubuk dulu ya” Kata Pak Marjan.

Mereka melanjutkan pekerjaan mereka sampai jam 3 sore dan besoknya bertepatan jadwal libur bekerja di sawah. 

Mereka memang tidak serumah namun pikiran mereka malam ini sama. Mereka memikirkan tentang kapan tumbuhnya pohon tersebut. 

Beberapa hari kemudian mereka kembali bekerja di sawah. Mereka sangat terkejut ternyata pohon tersebut sudah tumbuh besar dan menutupi bagian atas gubuknya. 

“Kok bisa secepat ini ya tumbuhnya?!” Gumam pak marjan

“Pak Marjan ini pohon saya kok cepat banget tumbuhnya???!!!” Kata Bu Maryam 

“Saya tidak tahu Bu ini kok bisa tumbuh secepat ini” Jawab Pak Marjan

Lalu tiba-tiba kaki mereka sudah setengah ditelan tanah di sebelah pohonnya tersebut. Lalu mereka tak bisa saling tolong menolong  dan beberapa detik kemudian mereka sudah hilang ditelan tanah itu. 

Itu terjadi karena ternyata penghuni tanah tersebut tidak Terima jika tanahnya ditanami pohon tersebut. 

Itulah mengapa pohon itu dinamakan pohon wanita pria

****

Jalan Cinta, Oktober 2023

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top