Jumat, 24 November 2023 tim IsteK Iscada Bojonegoro berkunjung ke SMAN 1 Singgahan. Kunjungan itu untuk memberikan sosialisasi kampus, tes kesehatan(kadar kolesterol), dan skrining kesehatan jiwa.
Dalam kesempatan itu perwakilan siswa mewawancarai Ibu Ferawati.S.Kep.,Ns.,M.Kep. Beliau adalah dosen prodi keperawatan fakultas kesehatan ISTeK ICsada Bojonegoro sekaligus kepala kesektariatan rektorat. Ibu Ferawati secara khusus memberikan penekanan tentang pentingnya menjaga kesehatan mental remaja.
Saat ini banyak permasalahan dihadapi remaja. Salah satu fokus masalah adalah masalah kejiwaan. Banyak kasus-kasus di Jawa Timur berhubungan dengan masalah kesehatan mental. Oleh karena itu, sejak dini remaja perlu melakukan skrining kesehatan jiwa.
Kondisi terbanyak yang menyebabkan gangguan mental adalah bullying. Yang kedua permasalahan internal keluarga yang broken dan lain-lain. Masalah lain pun banyak. Yang jelas kita tidak bisa mengatakan seseorang mengalami gangguan jiwa tanpa skrining dulu. Skrining akan menunjukkan gejala gangguan mental sekaligus penyebabnya. Dari itu bisa dicari solusi pengobatan.
Media sosial juga memicu masalah mental. Misalkan remaja mengidolakan influencer kemudian mengikuti perilakunya. Ini tentunya memicu berbagai permasalahan. Atau ada remaja yang merasa depresi kemudian melakukan self diagnose yang didapat di media sosial. Padahal depresi tidak bisa ditangani sendiri.
Permasalahan dalam pergaulan juga sering terjadi. Untuk mengatasi masalah dengan teman, cara terbaik adalah introspeksi diri sendiri dulu. Mengapa kita bisa bermasalah dengan teman tertentu dan merasa cocok dengan teman lainnya. Jawaban dari introspeksi bisa digunakan untuk mengubah sikap diri sendiri.
Mendekatkan diri kepada Sang pencipta menjadi solusi terbaik untuk mengatasi masalah mental. Selanjutnya belajar menjadi pribadi yang rileks, tidak over thinking. Selalu bersyukur juga bisa menangkal masalah mental. Sehingga ketika melihat teman memiliki sesuatu yang tidak kita miliki, kita tidak terusik.
Terakhir, apabila merasakan masalah mental remaja harus bercerita ke orang terdekat. Bisa keluarga, guru, wali kelas dan psikiater.
***
-Hafna Ilmy Muhalla
-Kesya Dwi Febrianti