KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3

Oleh: Siti Muannasah

CGP A05 Kelas 05.148 SMAN 1 Singgahan Tuban

Dalam Kegiatan Koneksi antar materi ini akan dijelaskan tentang keterkaitan antara peran pendidik dalam mewujudkan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Profil Pelajar Pancasila pada murid-muridnya dengan paradigma inkuiri apresiatif (IA). Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan itu menuntun tumbuhnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya. Karena itu, peran pendidik adalah menuntun kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Dalam proses ini anak harus diberikan kebebasan, namun pendidik sebagai ‘pamong’ dapat memberikan tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ akan memberikan tuntunan pada anak untuk menemukan kemerdekaannya.

Pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara tersebut masih sangat relevan untuk diterapkan pada pendidikan saat ini. Proses menuntun yang memerdekakan ini menjadi tema besar pendidikan nasional, yakni merdeka belajar. Merdeka belajar merupakan salah satu upaya kemerdekaan dalam berpikir dan berekspresi. Pada dasarnya program Merdeka belajar bertujuan untuk memerdekakan guru dan siswa, seperti semangat Bapak Pendidikan kita Ki Hajar Dewantara dalam hal pendidikan.

Program Merdeka Belajar bertajuk Sekolah Penggerak merupakan salah satu kebijakan yang diluncurkan oleh Mendikbudristek yang bertujuan untuk mencetak pelajar Indonesia yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Jadi visi dan misi pendidikan nasional adalah mewujudkan profil pelajar pancasila. Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Untuk mencapai visi tersebut maka diperlukan suatu rancangan yang disebut dengan inkuiri apresiatif (IA). Inkuiri apresiatif adalah manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan yang dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal baik yang ada di sekolah, kemudian mencari cara agar hal baik tersebut dapat dipertahankan dan memunculkan strategi perubahan ke arah yang lebih baik lagi. Implementasi IA terdiri atas 5 tahapan yang dirangkum dalam sebuah akronim BAGJA yang meliputi:

  1. B = Buat pertanyaan. Langkah ini digunakan sebagai penentu arah penelurusan terkait perubahan yang kita inginkan. Berikut ini contoh pertanyaan yang dapat digunakan untuk memulai proses lainnya.
  2. A = Ambil pelajaran. Langkah ini dapat dilakukan setelah pertanyaan utama disepakati. Bagian ini akan menuntun mengambil pelajaran dari pengalaman individu atau kelompok baik dalam unsur yang berbeda maupun sama.
  3. G = Gali mimpi. Pada tahapan ini komunitas sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Siswa) akan menggali mimpi sebagai keadaan ideal yang diinginkan dengan digambarkan secara rinci melalui sebuah narasi dan diperlukan pertanyaan-pertanyaan pemandu dalam penyusunan narasi,
  4. J = Jabarkan rencana. Tahapan ini akan mengidentifikasi tindakan yang diperlukan dan mengambil keputusan-keputusan.  Ketika perencanaan awal kita perlu membuat pertanyaan-pertanyaan untuk membantu penyusunan rencana agar lebih konkret
  5. A = Atur eksekusi. Tahapan ini membantu transformasi rencana menjadi nyata. Diperlukan pertanyaan2 yang dapat membantu memutuskan peran dan  kesepakatan-kesepakatan pelaksanaan.

Adapun Revisi Visi yang saya rumuskan adalah:

“Mewujudkan pembelajaran aktif untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa”


Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top